Kendi Ajaib Yang Melahirkan Cinta Kasih, Sharing Pengalaman Zaeni Boli

Sharing Workshop Seni Teater Zaeni Boli

Karya dengan judul di atas menjadi salah satu karya ( saya – Zaeni Boli ) yang  terpilih dalam  World Workshop Dramaturgi Postdramatik dalam Teater dokumenter.  Karya tulis saya menjadi  salah satu karya terpilih dalam satu scene  diantara  8 scene  yang ditampilkan  dalam presentasi  akhir di hadapan  publik seniman  Yogyakarta  di  Ada Sarang Building  Bantul. Bagi saya ini adalah sebuah kebanggaan  tersendiri,  entah apa yang melatari Kai memilih karya ini tapi saya cukup bersyukur. Bahwa jiwa kanak kanak serta imajinasi  tentang dongeng ternyata ada gunanya  di tengah realitas  sejarah  yang  absurd dan berpihak.

Workshop  ini mengajarkan  banyak hal tentang bagaimana  memperlakukan  arsip sebagai bahan pertunjukan  apa saja sesungguhnya  arsip tersebut apakah tubuh apakah ingatan atau keputusan  keputusan  politik yang membingungkan.  Tentang perang yang tak selesai serta  dampak dari perang . Mengapa alat alat pertanian  mesti dilebur untuk di jadikan  senjata  . Lalu bagaimana  kita mesti mengolah tanah leluhur.

Seperti  memori kelaparan yang  pernah terjadi di suatu negeri yang tentu  bukan hanya sekadar dongeng.  Bisa kah kita berempati pada rasa sakit.

Workshop  yang dilaksanakan  oleh Konferensi Pertunjukan dan Teater Indonesia bekerja  sama dengan  IDRF , Goethe Institute dll. Yang diadakan di Ada Sarang Bantul. Workshop  ini dianggap  penting untuk bisa dibaca bagaimana  perkembangan  seni pertunjukan  saat ini dari sudut keilmuan. Workshop  tersebut di Mentori  oleh seorang Dramatug asal Jerman Kai Tuchmann.

Sebagai salah satu peserta dari Workshop  tersebut saya Zaeni  Boli  akan mengadakan sharing pengalaman  dari pengalaman  dan ilmu yang didapatkan  dari Workshop  tersebut. Sharing akan di laksanakan  hari kamis 8 Februari 2024 jam 15.00 WITA  di Sekretariat  FTBM FLOTIM.  Di Moderatori oleh Ketua Komunitas  Jejak Zaman Yan Surachman. Kabar ini menjadi undangan  terbuka bagi para pelaku dan penggiat seni untuk bisa mendiskusikan  bersama.

Kontributor: Moh. Zaeni Ratuloly / Pembina Bengkel Seni Millenial

Exit mobile version