Pada tanggal 17 Februari 2024, Agupena Flores Timur bekerja sama dengan PGRI Flores Timur untuk menyelenggarakan Workshop Penulisan Praktik Baik bagi para guru di wilayah Pulau Solor. Acara dimulai pukul 09.00 WITA dan dihadiri oleh lebih dari 60 guru dari 3 kecamatan: Solor Timur, Solor Barat, dan Solor Selatan. Tujuan dari workshop ini adalah melatih para guru untuk menulis praktik baik pembelajaran yang kemudian akan diunggah ke Platform Merdeka Mengajar (PMM) sebagai bukti karya. Melalui diskusi kelompok, para guru dapat berkolaborasi dan menghasilkan tulisan praktik baik sesuai dengan format yang ditentukan.
Kegiatan dimulai dengan sambutan dari kepala SDK Kalike, Alfius Sabon, sebagai tuan rumah. Beliau menyampaikan rasa terima kasih kepada Agupena Flores Timur dan PGRI Flores Timur atas inisiatif mereka untuk melatih para guru di Pulau Solor, sebuah area yang masih kekurangan pelatihan dan pengembangan kompetensi guru. Kemudian, ketua Agupena Flores Timur, Agussalim Bebe Kewa, S.T, membuka workshop dengan memberikan penghargaan kepada para guru peserta. Dia menekankan pentingnya terus menulis dan berbagi praktik baik pembelajaran untuk meningkatkan motivasi dan kualitas pembelajaran.
Selanjutnya, moderator Antonius Ruron memandu para peserta dalam pemaparan materi workshop. Narasumber pertama, Maksimus Masan Kian, membahas tentang motivasi menulis melalui video presentasi. Materi berikutnya adalah latihan menulis praktik baik yang dipimpin oleh Alfius Sabon, yang menjelaskan sistematis penulisan praktik baik dan membantu para guru dalam menulisnya. Yuliana De Ornay, seorang guru dari SD Inpres Wolorona, memperkenalkan aplikasi pembelajaran menarik, Kahoot, untuk memperkaya pengalaman belajar para peserta. Materi terakhir disampaikan oleh Gerardus Kuma Apeutung, yang merangkum seluruh materi workshop dan memberikan tips-tips menulis kepada para guru.
Peserta workshop menunjukkan antusiasme besar dan mengapresiasi kegiatan yang telah diselenggarakan dan bertanya kapan acara serupa diadakan lagi. Beberapa dari mereka mengakui kesulitan dalam menulis dan mendeskripsikan cerita, namun mereka tetap bersemangat untuk mencoba dan mengirimkan karya tulis mereka ke PMM. Ketua Agupena Flores Timur menutup kegiatan dengan meyakinkan para guru bahwa mereka akan terus dibimbing dan dilatih untuk menghasilkan karya tulis yang bermanfaat.
