Praktik Baik Pelaksanaan P5 Kurikulum Merdeka Di SMPK Isodorus Bantala Lewolema

praktik baik p5 smps isodorus bantala

Rasa penasaran dengan penerapan P5 di SMPK Isodorus Bantala itu akhirnya terpenuhi. Mengapa demikian? Karena saya ingin melihat secara langsung proses dari kerja kebudayaan melestarikan kehidupan.

Proyek P5 sesungguhnya bukan soal apa yang coba dibuat atau dipraktikkan terwujud atau mewujud. Namun ada hal yang lebih penting yakni tumbuh kembang karakter baik dari peserta didik yang mencintai budayanya sendiri lewat semangat dan karakter sabar, peduli , komitmen dan disiplin.

Menenun adalah adalah sebuah kearifan lokal yang banyak orang mengkhawatirkan hal tersebut akan punah. Namun tak banyak yang bergerak atau tergerak bertindak untuk merawat hal baik tersebut.

Berbeda dengan sikap yang diambil oleh SMPK St. Isodorus Bantala, lewat kepemimpinan hebat Kepsek Frans Berek lewat semangat kebersamaan bersama dengan tim kerja sekolah terdiri dari Guru pendamping, para narasumber dan juga peserta didik mereka bersama sama bahu membahu mencoba mempraktikkan kerja kerja kebudayaan lewat pelestarian tenun ikat Lewolema dengan target kerja 20 hari proyek lewat tahapan tahapan yang tersusun rapih dan terencana dan detail.

Jika kita mengikuti dan melewatkan masa bersama mereka kita akan belajar menghargai apa yang mereka kerja. Mengapa tenun ikat mahal karena memang prosesnya tak mudah dan memakan waktu namun demi lestari kebudayaan ini hal yang berat mesti terus dijalankan untuk memberikan inspirasi pada mereka yang peduli kebudayaan .

Menenun membutuhkan kesabaran tingkat tinggi untuk sampai di titik akhir dan menjaga tradisi adalah tanggung jawab bersama. Wacana saja tidak cukup ia mesti menjadi laku hidup. Memberikan perhatian lebih pada para penenun adalah bukti kita peduli .

Mama Lena dari Desa Lamatou kampung yang bertetangga cukup dekat dengan Desa Bantala. Mencoba menggali sejak kapan Mama Lena jatuh cinta pada tenun dan mengabdikan diri pada pada kerja kebudayaan, jawaban yang mungkin di luar ekspektasi namun cukup melegakan bahwa ternyata perayaan sebuah Festival memiliki dampak yang positif bagi orang orang yang mau berpikir positif.

Mama Lena menemukan dirinya kembali mencintai tenun justru sesaat setelah melihat Festival Tenun atau Festival Bale Nagi beberapa tahun yang lalu. Hari ini Mama Lena menjadi salah satu Narasumber yang setia mendampingi peserta didik SMPK St Isodorus Bantala dalam Pengerjaan Proyek P5 mereka yang luar biasa ini .

Exit mobile version