DomaiNesia
DomaiNesia

Implementasi Kerja Sama Internasional ISC Timor Leste dan STIKes Maranatha Kupang Resmi Ditutup: Pembuka Jalan Pengembangan Tridarma Perguruan Tinggi

Stikes Maranatha Kupang kerja sama dengan ISC Timur Leste
banner 400x130 buku murah

Kerja sama internasional antara Instituto Superior Cristal (ISC) Timor Leste dan STIKes Maranatha Kupang telah mencapai puncaknya dengan sukses. Serangkaian kegiatan pengabdian masyarakat (Pengmas) yang berlangsung sejak Kamis (13/03/2025) resmi ditutup dalam sebuah seremoni di aula kampus STIKes Maranatha Kupang pada Sabtu (23/03/2025). Acara ini menjadi penanda berakhirnya program awal yang diharapkan membuka jalan bagi kerja sama lebih lanjut.

Dr. Jacinto de Oliviera Junior, M.Pd, yang memimpin delegasi ISC Timor Leste, menyampaikan rasa syukur dan apresiasinya atas penerimaan yang hangat dari STIKes Maranatha Kupang. Ia dan timnya, yang terdiri dari Wakil Dekan Fakultas Kesehatan, Muhammad Syarifudin, M.Kep, tujuh dosen, serta 18 mahasiswa, merasa sangat dihargai selama mengikuti program ini.

www.domainesia.com

Dalam sambutannya, Dr. Jacinto mengucapkan terima kasih kepada seluruh jajaran STIKes Maranatha Kupang, termasuk Drs. Semuel Sellan sebagai Ketua Dewan Pembina Yayasan Maranatha NTT dan Alfred Sellan selaku Ketua Yayasan Maranatha NTT. Ia menekankan bahwa kerja sama ini bukan hanya untuk meningkatkan reputasi institusi, tetapi juga demi pengembangan kompetensi mahasiswa dari kedua negara, yang nantinya akan menjadi tenaga profesional di bidang kesehatan.

“Kualitas lulusan perawat dan bidan harus terus ditingkatkan, karena mereka adalah garda terdepan dalam pelayanan kesehatan. Program kerja sama seperti ini sangat penting untuk memastikan lulusan memiliki standar keahlian yang baik,” ujar Dr. Jacinto.

Melalui evaluasi yang dilakukan, ia menilai bahwa pelaksanaan program ini sudah sangat baik. Ke depannya, ia berkomitmen untuk memperluas implementasi kerja sama di bidang lain, seperti seminar internasional, penelitian bersama, dan publikasi ilmiah. Ia juga melihat adanya peluang lebih besar dengan keterlibatan ISC Timor Leste dalam jaringan Komunitas Negara Berbahasa Portugis (CPLP: Comunidade dos Países de Língua Portuguesa).

Meskipun program ini masih memiliki beberapa kekurangan, Dr. Jacinto menegaskan bahwa segala pengalaman yang diperoleh dapat dijadikan pembelajaran untuk perbaikan ke depan. “Setiap pengalaman memiliki nilai tersendiri. Apa yang telah kita pelajari, mari kita kembangkan lebih lanjut,” tuturnya.

Langkah Awal untuk Kerja Sama Berkelanjutan
Senada dengan hal itu, Plt. Ketua STIKes Maranatha Kupang, Muhammad Saleh Nuwa, S.Kep.,Ns, M.Kep, menyampaikan harapannya agar program kerja sama ini tidak berhenti sampai di sini. Baginya, program ini bukanlah akhir, melainkan awal dari kerja sama yang lebih erat antara kedua institusi.

Ia juga menyoroti kesamaan nilai dan semangat dalam dunia pendidikan yang dimiliki oleh kedua institusi. Nama “Maranatha” yang berarti Tuhan datang dan nama “Cristal” yang merujuk pada Kristus Tuhan Allah menunjukkan bahwa kedua institusi memiliki dasar yang sama dalam menjalankan misi pendidikan.
“Ketika kita memiliki fondasi yang sama, tantangan apa pun yang kita hadapi pasti bisa kita lalui dengan baik,” ujar Muhammad Saleh Nuwa.

Salah satu inspirasi dari kerja sama ini adalah rencana pengembangan program belajar Bahasa Portugis di STIKes Maranatha Kupang, baik dalam bentuk kelompok studi maupun sebagai bagian dari kurikulum. Hal ini diharapkan dapat membuka peluang kerja sama yang lebih luas, baik dengan ISC Timor Leste maupun dengan negara-negara anggota CPLP lainnya.

“Terima kasih untuk semua pihak yang telah berkontribusi dalam kegiatan ini. Mari kita ambil pengalaman baik dari program ini, sementara kekurangan yang ada kita jadikan bahan evaluasi untuk lebih baik ke depannya,” tutupnya.

Keseruan Sepuluh Hari yang Penuh Makna
Ketua panitia kegiatan, Awaliyah M. Suwetty, S.Kep.,Ns, M.Kep, menuturkan bahwa program pengabdian masyarakat internasional ini telah berjalan dengan lancar selama sepuluh hari. Meskipun fokus utama kegiatan ini adalah pengmas, ada pula berbagai kegiatan akademik dan non-akademik yang turut mewarnai rangkaian program.

Di antaranya, delegasi ISC Timor Leste mengikuti tur akademik di kampus, kuliah umum yang disampaikan oleh dosen ISC kepada mahasiswa STIKes Maranatha Kupang, serta perkuliahan bersama. Mahasiswa ISC juga terlibat dalam berbagai kegiatan ekstrakurikuler bersama Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) STIKes Maranatha Kupang.

Untuk program pengmas, kegiatan dilaksanakan di desa binaan STIKes Maranatha Kupang, yaitu Desa Manusak, Kecamatan Kupang Timur, Kabupaten Kupang, NTT. Kegiatan yang berlangsung pada 17-21 Maret 2025 ini mendapat perhatian dan apresiasi dari Pemerintah Kabupaten Kupang.

Sebagai penutup program, delegasi ISC Timor Leste juga melakukan kunjungan ke beberapa fasilitas kesehatan, termasuk RSUD W.Z. Johannes Kupang dan Puskesmas Sikumana, untuk memahami lebih dalam sistem pelayanan kesehatan di Indonesia serta proses praktik klinik mahasiswa STIKes Maranatha Kupang.

“Saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah bekerja keras demi kelancaran program ini,” ujar Awaliyah M. Suwetty.

Imelda Dacosta Gomes, salah satu mahasiswi ISC Timor Leste, turut menyampaikan kesannya. Menurutnya, pengalaman belajar di STIKes Maranatha Kupang sangat berharga, terutama dalam hal metode pengajaran yang diterapkan oleh dosen. Ia berharap kerja sama ini dapat terus berlanjut di masa depan.

Sementara itu, Timo Manafe, perwakilan BEM STIKes Maranatha Kupang, juga mengungkapkan kesan positifnya. Ia merasa mendapatkan banyak pelajaran, mulai dari adaptasi bahasa hingga pemahaman budaya, serta wawasan baru dari kuliah dan diskusi dengan delegasi ISC Timor Leste.
Penulis: Saverinus Suhardin (Dosen STIKes Maranatha Kupang)

banner 400x130 buku murah

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *