Larantuka — Hari pertama belajar bersama para siswa di SMK Sura Dewa Larantuka menjadi momen penuh makna. Alih-alih langsung menyampaikan materi, sang pendidik memilih untuk membangun kedekatan melalui perkenalan sederhana.
“Saya memilih untuk mengenal mereka lebih dulu. Dalam satu kali pertemuan singkat, belum tentu saya bisa mengingat semua nama mereka, tapi saya ingin memahami mereka lebih dalam,” ungkap Zaini, salah satu guru di SMK Sura Dewa.
Pertemuan awal ini diwarnai berbagai rasa—rasa ingin tahu, harapan, bahkan kecanggungan. Namun dari obrolan ringan, mulai terkuak keunikan pribadi masing-masing siswa. Ada yang gemar merangkai bunga, ada pula yang menulis puisi karena terinspirasi dari guru di sekolah sebelumnya. Beberapa tampak antusias ingin bergabung dengan tim sepak bola sekolah, sementara yang lain masih malu-malu saat diminta berbicara. Bahkan, ada suara-suara yang begitu pelan, nyaris tak terdengar.
“Saya hanya berharap lewat cerita dan saling mendengarkan, mereka bisa belajar untuk berempati,” lanjutnya. Ia juga menekankan satu pesan penting sejak awal: jangan ada perundungan di antara mereka.
Kisah ini menjadi pengingat bahwa pendidikan bukan sekadar soal materi, tapi juga membangun ruang yang aman dan ramah agar setiap anak tumbuh dan berkembang dengan percaya diri.
