DomaiNesia
DomaiNesia
Opini  

Gina Rawdatuljanah : Dampak Media Sosial Terhadap Kesehatan Mental Gen Z

Gina rawdatuljanah kritisi penggunaan media sosial
banner QRIS Perpus jejak Zaman

Gina Rawdatuljanah – Media sosial, hampir setiap hari kita membuka Instagram, TikTok, atau X (Twitter), entah untuk hiburan, mencari informasi, atau sekadar mengisi waktu luang. Tapi pernahkah kita berpikir, apakah media sosial selalu berdampak positif bagi kita? Media sosial sebenarnya adalah platform digital yang memungkinkan kita berinteraksi, berbagi informasi dan mengekspresikan diri. Contohnya, Instagram digunakan untuk membagikan foto, TikTok untuk hiburan, dan Linkedin untuk urusan profesional.

Fungsinya pun banyak bisa menjalin komunikasi jarak jauh, membuka peluang kerja, mengembangkan bisnis, bahkan menjadi sarana belajar. Namun, seperti pisau bermata dua, media sosial juga memiliki dua sisi bisa sangat bermanfaat, tapi juga bisa berdampak buruk jika tidak digunakan dengan bijak. Mari kita bahas dulu dampak positif media sosial dapat meningkatkan kreativitas, karena banyak anak muda yang kini menjadi kreator konten, desainer, bahkan pengusaha online berkat platform digital Selain itu, akses informasi juga jauh lebih cepat, kita bisa tahu berita terbaru hanya dengan satu klik Media sosial juga menjadi wadah berekspresi dan belajar, karena banyak akun edukatif dan inspiratif yang bisa menambah pengetahuan serta motivasi.

www.domainesia.com

Namun di balik semua hal baik itu, media sosial juga memiliki dampak negatif yang perlu kita waspadai. Salah satunya adalah kecanduan, di mana seseorang sulit melepaskan diri dari ponselnya, bahkan sebelum tidur pun masih scroll timeline tanpa henti. Lalu ada perbandingan sosial, dimana kita cenderung membandingkan diri dengan kehidupan orang lain yang terlihat “sempurna di layar, padahal belum tentu sama dengan kenyataan. Paling sering terjadi adalah masalah kesehatan mental. Banyak penelitian menunjukkan bahwa tertalu lama menggunakan media sosial dapat meningkatkan rasa cemas, stres, depresi, bahkan rasa kesepian. Coba kita pikir sejenak, siapa di antara kita yang pernah merasa kurang percaya diri setelah melihat postingan orang lain di Instagram? Atau mungkin, niat awalnya cuma mau balas pesan sebentar, eh tahu tahu sudah scroll TikTok satu jam. Pernah begitu?

Itulah bukti betapa besar pengaruh media sosial terhadap emosi dan pikiran kita. Menurut survei “We Are Social” tahun 2025, rata-rata orang Indonesia menghabiskan lebih dari 3 jam 5 menit per hari di media sosial Waktu sebanyak itu sebenarnya bisa kita gunakan untuk hal-hal yang lebih produktif, seperti membaca, belajar hal baru atau berolahraga.

Tapi tentu saja, kita tidak perlu menjauhi media sosial sepenuhnya yang penting adalah menggunakannya dengan bijak Ada beberapa cara untuk mengurangi dampak negatifnya. Pertama, atur waktu penggunaan media sosial, misalnya maksimal dua jam sehari Kedua, ikuti akun akun yang positif dan bermanfaat, agar apa yang kita lihat setiap hari juga memberi energi baik Ketiga, gunakan media sosial sebagai sarana berkarya, bukan sekadar hiburan Dan keempat, ambil waktu detoks digital liburlah sejenak dari dunia maya.

Mungkin sehari tanpa media sosial untuk menyegarkan pikiran Seperti kata pepatah modern, “Media sosial bukan tempat untuk membandingkan diri, tapi untuk mengembangkan diri Kita bisa memilih menjadi pengguna yang cerdas, yang tahu kapan harus berhenti, kapan harus fokus, dan kapan harus berbagi hal baik untuk orang lain. Jadi teman-teman, media sosial sebenarnya seperti pisau. Jika digunakan dengan bijak, bisa membantu kita “memasak” sesuatu yang berguna Tapi kalau disalahgunakan, bisa melukai diri sendiri. Mari kita gunakan media sosial bukan untuk mencari validasi, tapi untuk berkarya, belajar, dan menginspirasi
Penulis : Gina Rawdatuljanah

banner 400x130 buku murah

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *


Math Captcha
35 + = 40