Tak semua orang mengetahui komunitas ini , berfokus di bidang pendidikan dan kebudayaan , Komunitas Jejak Zaman di tahun 2025 terus berkembang. Bersama Ketua Komunitas Yan Surachman, kini perkumpulan yang merupakan inisiatif beberapa guru ini , mengembangkan Motor Pustaka , Jejak Zaman Gallery , serta Jejak Zaman media Literasi.
Sebenarnya, Komunitas Jejak Zaman merupakan sebuah komunitas non-profit swadaya yang bertujuan menghasilkan karya dan produk sebagai “jejak” pendidikan/kebudayaan suatu tempat, melalui metode proyek-proyek kelompok yang ilmiah, santai, menyenangkan, sambil duduk minum kopi. Komunitas ini didirikan pada Rabu, 10 Mei 2023 di Larantuka, Flores Timur oleh Yan Surachman, Antonius Tuan Tana Ruron, Maria Renha Rosari Putri Dore, Foni Anmal Kurniyati, dan Fandi Setiyanto. Penasihat komunitas Maksimus Masan Kian dan Moh. Zaini Boli.
Tujuan Pendirian Komunitas Jejak Zaman Adalah :
- Menghasilkan karya ilmiah, buku, barang seni/ kerajinan atau semacamnya yang dapat menjadi “jejak” yang khas dari budaya di tempat dan waktu tertentu.
- Membuat aksi nyata sebagai wujud peran serta memajukan pendidikan dan kebudayaan.
- Tempat untuk melakukan sharing topik pendidikan dan kebudayaan dan belajar untuk melaksanakan proyek-proyek kolaborasi dengan target waktu tertentu.
- Tempat untuk menambah teman sekaligus bersilaturrahmi sesama peminat bidang pendidikan dan kebudayaan.
Prinsip Kegiatan Komunitas :
Kegiatan komunitas dilakukan dengan prinsip konsisten, kreatif, inovatif, bermanfaat, hemat, dan menyenangkan.
Logo Komunitas Dan Makna :
- Bintang Lima Sudut, melambangkan kegiatan komunitas berpedoman pada nilai-nilai Pancasila (dasar negara).
- Gerabah, melambangkan perangkat keras hasil kebudayaan yang merupakan bidang diminati komunitas.
- Gunung, melambangkan bentang alam yang unik membentuk karakter khas kebudayaan / pendidikan.
- Candi, melambangkan komunitas turut menjaga dan melestarikan benda yang bernilai sejarah.
- Nama komunitas, ditulis dengan aksara latin bergaya aksara jawa mengisyaratkan bahwa komunitas tidak melupakan literasi dan sejarah.
Filosofi Berdirinya Komunitas :
- Pendidikan tak lepas dari kebudayaan pada praktik kehidupan nyata, sehingga diperlukan sudut pandang yang memadukan pendidikan dan kebudayaan secara baik.
- Terinspirasi dari karya-karya arkeolog Hariani Santiko dan Agus Aris Munandar, bahwa sejak masa klasik (abad ke 6) ekosistem pendidikan nusantara sebenarnya sudah ditopang oleh lembaga pendidikan (kadewaguruan), komunitas, orang ahli, dan keluarga. Dalam hal ini, komunitas berperan penting untuk pendidikan masyarakat, khususnya yang tidak terjangkau lembaga pendidikan yang diselenggarakan pemerintah.
- Masyarakat memerlukan wadah untuk belajar berkomunitas, berkarya, dan menuangkan ide-ide kreatif inovatif secara berkelanjutan serta berbiaya murah.
Harapan Dan Dampak Bagi Masyarakat :
1. Meningkatkan Literasi dan Minat Baca
Dengan adanya Motor Pustaka dan Jejak Zaman Media Literasi, masyarakat mendapatkan akses lebih mudah ke bahan bacaan berkualitas. Membantu meningkatkan kebiasaan membaca di kalangan anak-anak, remaja, dan masyarakat umum.
2. Pelestarian Budaya dan Sejarah Lokal
Melalui Jejak Zaman Gallery dan proyek-proyek komunitas, warisan budaya dan sejarah lokal terdokumentasi dengan baik. Masyarakat lebih sadar dan menghargai kekayaan budaya di sekitar mereka.
3. Pendidikan Alternatif dan Inklusif
Menyediakan ruang belajar yang fleksibel dan menyenangkan bagi mereka yang tidak terjangkau pendidikan formal.
Mendorong metode pembelajaran berbasis proyek yang melatih keterampilan berpikir kritis dan kolaboratif.
4. Meningkatkan Kreativitas dan Inovasi
Masyarakat didorong untuk menghasilkan karya ilmiah, seni, atau produk budaya yang memiliki nilai edukatif dan estetika. Membantu mengembangkan potensi individu dalam bidang seni, riset, dan pengarsipan sejarah.
5. Memperkuat Jaringan Sosial dan Kolaborasi
Menjadi tempat bagi orang-orang dengan minat yang sama untuk berkumpul, berdiskusi, dan bekerja sama dalam proyek yang bermakna. Mempererat hubungan antar anggota komunitas dan masyarakat luas melalui kegiatan yang melibatkan banyak pihak.
6. Meningkatkan Kesadaran terhadap Nilai-Nilai Pancasila
Dengan simbol bintang lima sudut dalam logonya, komunitas ini turut mengajarkan pentingnya nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Menanamkan semangat kerja , inovatif , kreatif , gotong royong , kebhinekaan, cinta budaya dan nasionalisme melalui aksi nyata di bidang pendidikan dan kebudayaan.
Tantangan Dan Dukungan :
Komunitas Jejak Zaman sebagai perkumpulan non-profit tak luput dari demotivasi anggota dan pengurus. Sedikitnya pembiayaan yang dimiliki membuat komunitas tak dapat leluasa untuk membuat program dengan jangkauan lebih besar dan lebih luas. Mayoritas program dapat berjalan karena swadaya pengurus, anggota dan pemerhati.
Namun demikian, denyut kegiatan komunitas masih tetap terjaga hingga saat ini karena konsistensi bergiat walaupun skala kecil. Upaya untuk membangun kolaborasi antar komunitas pun menjadi tonggak untuk tetap eksis berjuang memajukan bidang pendidikan dan kebudayaan.
Pengalaman Kolaborasi Komunitas:
Komunitas Jejak Zaman berpengalaman dalam berbagai kegiatan kolaborasi diantaranya FTBM Flores Timur dalam Diskusi Dan Sharing Tahun 2025, PGRI Flores Timur dalam Penyelengaraan Webinar Pekan Pendidikan Tahun 2023, TBM Lautan Ilmu Pinjam Gulir Buku Bacaan Anak 2024-2025, TBM Palo Porong dalam pemberitaan Media Online ZamanNewsID, TBM Solita dalam pemberitaan ZamanNewsID, Komunitas Literasi SMPN 1 Lewolema dalam Penggunaan Pondok Baca Lewo.
Pengalaman Program :
Bedah buku , Menulis Buku Bacaan Anak , Lapak Baca , Motor Pustaka Kojez , Satu Anak Satu Buku , Media Online Literasi ZamanNews dan PawitraNews , Diskusi Dan Sharing Luring FTBM , Diskusi Grup WhatsApp , Sebar Fliyer Pendidikan Kebudayaan , Art Challenge: Guru Pikir Apa? Siswa Pikir Apa? , Jejak Zaman Gallery dll.