DomaiNesia
DomaiNesia

Bengkel Seni Milenial Gelar Ngopi Puisi 14 , Bukti Konsistensi Dalam Giat Kesenian

Ngopi Puisi 14 Bengkel Seni Milenial
banner QRIS Perpus jejak Zaman

Bengkel Seni Milenial kembali menegaskan perannya sebagai wadah tumbuhnya ekosistem kesenian yang mandiri dan berkelanjutan. Melalui unggahan reflektif Founder Bengkel Seni Milenial, Moh Zaini Ratuloli , muncul pesan kuat tentang arti penting konsistensi, kolaborasi, dan kerja nyata dalam menghidupkan seni di tengah keterbatasan.

Lebih dari satu dekade lalu, seorang sastrawan di Bekasi pernah mengeluhkan minimnya aktivitas seni dan budaya di kota ini. Namun, keluhan itu justru menjadi pemantik bagi komunitas-komunitas seperti Sastra Kalimalang untuk menunjukkan kiprah mereka. Melalui kegiatan seperti Panggung Terapung , Diskusi Publik , dan kampanye budaya , para seniman Bekasi membuktikan bahwa kesenian bisa tumbuh tanpa harus selalu bergantung pada dukungan pemerintah.

www.domainesia.com

“Jika harapannya bahwa giat-giat pada sebuah kota di daerah harus bertumpu pada pemerintahnya, lalu apa peran seniman? Hanya menunggu proyek atau sekadar berkomentar?” tulis Moh Zaini Ratuloli dalam refleksinya.

Bagi Bengkel Seni Milenial , seni adalah kerja kolektif yang lahir dari daya upaya dan kebersamaan. Mengutip semangat dari gurunya, almarhum Bang Ane Matahari , Moh Zaini menegaskan bahwa tujuan utama bukan sekadar eksistensi, tetapi merawat generasi dan menghidupkan kesenian.

Dalam perjalanannya, Bengkel Seni Milenial telah menyelenggarakan berbagai kegiatan kreatif secara swadaya, salah satunya Ngopi Puisi , yang kini telah mencapai edisi ke-14 sejak pertama kali digelar pada tahun 2018. Agenda ini menjadi ruang ekspresi bagi para penampil lintas disiplin: pembaca puisi, penyanyi, akustik, stand-up comedy, monolog, hingga teatrikal.

Meski dijalankan secara sederhana, kegiatan ini telah menjadi wadah penting bagi anak-anak muda Larantuka untuk berproses, belajar, dan berkarya.

“Saya bersyukur, di tengah keterbatasan sebagai guru honorer, masih mampu menggelar kegiatan ini selama delapan tahun. Saya hanya ingin merawat generasi dengan cara sederhana,” ungkapnya.

Lebih dari sekadar kegiatan budaya, Bengkel Seni Milenial adalah simbol pengabdian. Bagi Moh Zaini Ratuloli, kebahagiaan seorang seniman bukan terletak pada popularitas, tetapi pada kemampuan untuk membangun ruang tumbuh bagi generasi penerus.

“Saya pernah berkata dalam sebuah podcast bersama Pak Yan Surachman bahwa kelak saya hanya ingin menjadi penonton, dan itu lebih dari cukup,” ujarnya dengan penuh makna.

Melalui refleksi ini, Bengkel Seni Milenial mengajak para seniman muda untuk tidak hanya berkata-kata, tetapi juga bertindak nyata dalam merawat kehidupan seni di komunitasnya masing-masing.

“Kata-kata jauh lebih mudah diucapkan daripada tindakan,” tulisnya menutup pesan.

Tentang Bengkel Seni Milenial
Bengkel Seni Milenial merupakan komunitas seni yang digagas oleh Moh Zaini Ratuloli sebagai ruang kreatif bagi generasi muda untuk berekspresi, belajar, dan berkolaborasi lintas bidang seni. Sejak berdiri, komunitas ini aktif menyelenggarakan kegiatan seperti Ngopi Puisi, diskusi budaya, dan berbagai pertunjukan seni di wilayah Flores Timur dan sekitarnya.

banner 400x130 buku murah

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *


Math Captcha
+ 76 = 83